Meskipun menyandang kata "Ambon", kue bika ambon ini sebenarnya tidak ada hubungan dengan kota Ambon dan bukan juga berasal dari kota Ambon.
Bika Ambon justru merupakan salah satu kue khas kota Medan yang sudah terkenal di seluruh Nusantara dan sering menjadi buah tangan wisatawan yang berkunjung ke Medan. Kue bika ambon terinspirasi dari kue bika atau bingka, kue tradisional khas Melayu, yang dimodifikasi dengan penggunaan air nira yang difermentasi.
Penggunaan air nira pada bika ambon bertujuan untuk membuat kue mengembang dan membentuk serat halus pada daging kue sehingga kue bika ambon tampak seperti berongga-rongga. Dengan demikian bentuk kue bika ambon menjadi berbeda dari kue bika atau bingka khas Melayu itu. Kue ini disebut "bika ambon" karena dijual dan populer pertama sekali di simpang Jl.Ambon-Jl.Sei Kera, Medan.
Penggunaan air nira fermentasi sempat menjadi pro-kontra dalam kehalalannya karena ada yang menyamakannya dengan tuak. Penggunaan air nira fermentasi ternyata juga bukan merupakan syarat mutlak agar daging kue bika ambon menjadi berongga, karena terdapat beberapa resep kue bika ambon yang meskipun tidak menggunakan air nira fermentasi, tetap bisa membentuk daging bika ambon yang berongga, seperti resep bika ambon di bawah ini.
Di kota Medan sekarang ini, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah merupakan kawasan sentra penjualan bika ambon yang paling ramai dan terkenal. Berkunjung ke Medan rasanya kurang lengkap jika tidak membawa pulang kue yang satu ini sebagai oleh-oleh.
BAHAN ADONAN BIANG :
1 sdm ragi instan
60 ml air hangat
1 sdm gula pasir
1 sdm tepung terigu serbaguna
BAHAN ADONAN BIKA :
250 gr gula pasir
150 gr tepung kanji
2 butir kelapa, parut
10 kuning telur
20 lembar daun jeruk
6 lembar daun pandan, simpulkan
2 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
1/2 sdt garam
CARA MEMBUAT :
1. Untuk Adonan Biang : Larutkan ragi instan dalam air, masukkan gula dan tepung terigu, aduk rata. Biarkan selama 15 menit. Sisihkan.
2. Untuk Adonan Bika : Peras kelapa, ambil santannya sebanyak 400 ml. Masak bersama daun jeruk, daun pandan, serai, dan garam, di atas api sedang hingga kental menjadi areh (300 ml). Angkat, saring. Sisihkan.
3. Kocok kuning telur bersama gula pasir hingga berbuih dan kental. Masukkan tepung kanji, santan yang telah dimasak, dan adonan biang. Aduk rata menggunakan tangan sambil ditepuk-tepuk. Diamkan selama 2-3 jam hingga mengembang.
4. Panaskan oven pada suhu 200 derajat Celcius, pasang pada posisi api bawah. Alasi loyang ukuran 7x18x18 cm dengan kertas roti, olesi dengan margarin.
5. Masukkan loyang dalam oven hingga benar-benar panas, tuang adonan ke dalam loyang panas.
6. Panggang selama 40 menit dengan pintu oven sedikit terbuka hingga permukaan adonan berlubang-lubang.
7. Teruskan memanggang dengan api atas hingga permukaan kue berwarna kuning kecokelatan (selama 5-10 menit). Keluarkan kue dari oven, biarkan dingin.
8. Potong-potong kue dengan ukuran 6 x 1,5 cm, sajikan.
Untuk : 36 potong